KEJAHATAN CYBERCRIME




Cybercrime adalah Tindakan criminal yang dilakukan oleh pelaku kejahatan yang menggunakan jaringan  internet dan teknologi computer untuk menyerang sistem informasi korban. Berikut beberapa jenis kejahatan Cybercrime di Indonesia, diantaranya adalah :

1. Carding



Jenis kejahatan yang dilakukan dengan bertransaksi menggunakan kartu kredit  milik milik orang lain secara illegal. Pelaku biasanya mencari cara untuk mengetauhi dan mencari nomor kartu kredit korban tersebut. Setelah menemukan nomor kartu si korban, pelaku melakukan aksinya untuk membobol kartu tersebut dan menyalahgunankannya demi kepuasan si pelaku.

2. Phising

Merupakan Tindakan yang melakukan penipuan dengan cara mengelabui korban. Misalkan melalui email, mengirimkan link palsu, website bodong, dan sebagainya. Tujuan pembobolan ini adalah untuk mendapatkan data penting  korban tersebut, seperti kartu identitas, password, kode pin dan lainnya. Setelah pelaku mendapatkan data si korban tersebut akan di salahgunakan dengan berbagai cara seperti pinjaman online,membobol medis sosial orang lain, dll

3. Ransomware


Merupakan cara dimana pelaku yang bisa menginfeksi data korban. Pelaku bisa mengambil data korban. Pelaku bisa mengancam korban dengan data yang didapatkan sehngga mereka meminta dan mendapatkan uang tebusan demi keaamanan data tersebut.

4. Pinjaman online illegal

Biasanya pelaku menggunakan data foto ktp dan foto selfie korban untuk di perjual belikan di pasar gelap, dipakai untuk pencucian uang dan Tindakan kejahan lainnya ynag menggunakan data foto ktp. Selain itu sikorban juga tergiur dengan fitur pinjaman online tersebut sehingga sikorban melakukan teransaksi pinajaman online tersebut.

5. Konten illegal

Merupakan penyebarluasan informasi yang tidak benar dan melanggar hukum. Contohnya adalah berita bohong atau Hoax, mengandung unsur pornografi, dan informasi yang menyangkut rahasia negara ata propaganda pemerintah.


Pada tahun 2021 sudah terjadi 6 kasus peretasan data secara besar-besaran di Indonesia. 
Pertama, peretasan data pribadi pada system Elecvtocic Healty Alert Card ( eHAC), itu merupakan sebuah aplikasi buatan pemerintah untuk menangani tracing Covid-19, hal ini berpotensi data penguna karena membocorkan identitas pribadi seperti, nama lengkap, alamat rumah, nomor KTP, tes Kesehatan, dan lain-lain. Kasus kedua yaitu penjualan  data pribadi pengguna BPJS Kesehatan di forum online dengan harga 0,15 bitcoin oleh seorang pengguna anonym.

Cybercime di Indonesia sudah diatur dalam UU No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik  (UU ITE), diantaranya: 

  • Setriap orang dengan sengaja dan tanpak haka tau melawan hukum mengakses computer dan system elektronik milik orang lain dengan cara apapun
  • Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak ataub melawan hukummengakses computer atau sistem elektronik dengan cara apapun dengan tujuan untuk memperoleh informasi
  • Setiap orang dengan sengaja dan tanpa haka tau melawan hukum mengakses computer atau sistem elektronik dengan cara apapun dengan melanggar atau menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Jauh sebelum ini, para penjahat maya bahkan sudah pernah meraih kesuksesan besar melalui serangan-serangan dunia maya. Setidaknya ada beberapa serangan Cyber yang pernah menggemparkan dunia karena skala serangan dan dampaknya. Diantaranya,:

1. Google China (2009)

Pada tahun 2009, Google China yang diluncurkan beberapa tahun sebelumnya mengalami serangkain serangan suber. Serangan tersebut disebut Operation Aurora berhasil mencuru intellectual property daeri Google. Selalin itu serang ini tidak hanya menyasar Google, tapia da 30 perusahaan besar lainnya juag mengalami serang malware. Dilaporkan bahwa serangan ini merupakan upaya mendapatkan akses akuin-akun milik para aktivis publik di China.

2. Heartbleed (2012-2014)

Heartbleed itu buakn viruas, melainkan bug pada OpenSSL. Sistem tersebut bekerja dengan cara mengekploitasi data dari protocol Open SSL suatu web tersebut. OpenSSL bertugas untuk mengekripsi komunikasi rahasia antara computer pengguna dengan server web yang sedang diakses. Bug ini memberikan akses ke percakapan pribadi tanpa sepengetahuan user karena peretas membuat sistem giveaway untuk bisa mengakses kapan saja.

3. Playstation Network (2011)

Serangan ini terungkap saat Sony menemukan beberapa fungsi pada Playstation Networ mengalami gangguan. Meski serangan tersebut berlangsung hanya selama beberapa hari nsmun memiliki dampak pada layanan online Playstation selama hamper satu bulan dan 77 juta akun terekpos selama hamper 23 hari. Selain itu data pada 12.000 kartu kredit dicuri. Akibatnya, Sony dipanggil oleh US House of Representatives dan selanjutnya, Sony  dikenakan denda sebesar  1,2 juta pound oleh British Information Commissioner Office karena dianggap tidak menerapkan security measures yang memadai.

4. Sony Pictures  Entertaiment (2014)

Setelah beberapa tahun insiden Playstation Netwok, semua public tertuju pada Sony. Pada kali ini data-data rahasia Sony Pictures Entertaiment yang diretas. Satu kelompok yang menamai dirinya Guardians of Peace atau penjaga perdamaian mengklaim bahwa dirinya ada di balik seranhan tersebut dan bahwa mereka telah memperoleh akses  setahun sebelum diketahui public. Data yang diakses aoelh peretas  data karyawan  SPE dan keluarganya, seperti data e-mail, alamat, dan informasi keuangan. Selain itu dfata yang diambil adalah script dari film-film yang akan dirilis SPE data catatan Kesehatan para actor ternama.

5. Yahoo (2012-2014)

Serangan yang menghebohkan laiinnya yaitu menimpa yahoo. Kurang lebih sekitar data dari 500 Juta user dicuri. Data ini meliputi password dan informasi pribadi, tetapi tidak  melibatkan data kartu kredit. Peretasan perusahaan teknologi ternama yang tak kalah menghebohkan skalanya, seperti Myspace (359 juta), Linkedln (164 juta), dan juiga Adobe (152 juta).

Serangan di ASEAN, sementara di Asia Tenggara sendiri termasuk kawasan yang menjadi target para penjahan mayua mengingat maraknya digitalitas dikawasan ini.  Laporan yang dikeluarkan  tersebut menyebutkan bahwa rata-rata biaya yang harus dikeluarkan oleh organisasi di ASEAN untuk pencurian data. Beberapa insiden keamana siber yang menghebohkan pernah terjadi dikawasan ini. Diantaranya, infeksi Ransomware terhadap data dari 120.000 individu (98 ribu di antaranya adalah anggota Singapore Armed Forces). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan Dan Kekurangan Artificial Intelligence

Tantangan Yang Dihadapi Indonesia Untuk Meningkatkan Kemampuan Cyber Security